Sabtu, 06 Juni 2015

Bakteri Fotosintesis

Rhodobacter spaeroides sebagai Bioremediasi

Rhodobacter spaeroides atau bakteri ungu adalah salah satu bakteri yang dapat berfotosintesis. Bakteri ini bersifat fotoautotrof, Pigmen yang berperan dalam menangkap cahaya untuk fotosintesis adalah bakterioklorofil atau b serta beragam karotenoid yang memberi rentang warna antara ungu, merah, coklat, dan orange. Sel Rhodobacter spaeroides berbentuk basil (batang), memiliki diameter 0,5-1,2 µm, dan motil dengan bantuan flagella polar (Wikipedia, 2009).
 Berikut adalah klasifikasi dari bakteri ini:
                                                         Kingdom   :  monera                                         
   Filum         : Proteobacteria
   Kelas         : Gammaproteobacteria
   Ordo          : Purple sulfur bacteria
   Famili        : Rhodobacteraceae
   Genus        : Rhodobacter
   Spesies       : Rhodobacter spaeroides.
 
Sumber fotoRhodobacter sphaeroides. Courtesy of A.                                                  Varga and S. Kaplan

Rhodobacter spaeroides hidup pada lingkungan perairan tenang seperti danau, rawa, ataupun tempat-tempat pertambakan budidaya biota air. Bakteri ini dapat hidup pada lingkungan aerob maupun anaerob.

Rhodobacter spaeroides mampu mendetoksifikasi sejumlah senyawa toksik sehingga dapat dimanfaatkan untuk bioremediasi. Bioremediasi dengan memanfaatkan bakteri ini biasanya dilakukan pada lingkungan perairan, terutama pada tempat pertambakan biota air seperti pertambakan ikan dan pertambakan udang.

Hal tersebut karena Rhodobacteria spaeroides mampu memfiksasi nitrogen, mengubah senyawa amonia dalam kolam menjadi nitrit atau nitrat (proses nitrifikasi), dan mengubah senyawa sulfid dalam kolam menjadi sulfat. Senyawa amonia dapat bersifat toksik apabila konsentrasinya telah melebihi ambang batas normal, menurut (Badjoeri, 2006) konsentrasi amonia dikatakan normal apabila bernilai 5 0,012 mg/L. Begitu juga dengan senyawa sulfid seperti Hidrogen sulfida (H2S), apabila tidak dioksidasi menjadi senyawa sulfat akan bersifat toksik yang dapat membunuh ikan, udang, atau hewan tambak pada umumnya.

Pencemaran lingkungan perairan seperti pertambakan ikan dan udang oleh bahan organik seperti senyawa toksik yang telah dijelaskan diatas  pada umumnya berasal dari limbah industri dan domestik, yang dalam beberapa tahun terakhiir ini terus meningkat (GUNALAN 1993). Pencemaran pada perairan budidaya selain berasal dari limbah industri clan domestik juga berasal dari sisa pakan buatan (pelet) dan feces hewan yang dibudidayakan.

Tingginya akumulasi bahan organik di tambak udang dapat menimbulkan beberapa dampak yang merugikan yaitu, 1). memacu pertumbuhan mikroorganisme heteroirofk dan bakteri patogen, 2). eutrofkasi, 3). terbentuknya senyawa toksik (amonia dan nitrit) serta Hidrogen sulfida H2S, dan 4). menurunnya konsentrasi oksigen terlarut (WIDIYANTO, 2006). Maka dari itulah bakteri Rhodobacter spaeroides sangat berperan penting untuk bioremediasi pada lingkungan pertambakan hewan air. Selain itu juga bakteri ini dapat dikatakan berperan dalam siklus sulfur dan nitrogen dalam ekosistem karena dapat melakukan pengionisasian terhadap senyawa sulfid menjadi sulfat dan melakukan proses ninterifikasi yaitu mengubah senyawa amonia menjadi nitrit atau nitrat.

Pemberian bakteri ini sebagai agen bioremediasi ke dalam tambak ikan dan udang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan bakteri yang berperan dalam proses remineralisasi unsur hara nitrogen juga sulfur dan membantu proses purifikasi alamiah (self purification) dalam siklus nitrogen dan siklus belerang. Serta menjaga keseimbangan kondisi kualitas air di tambak hewan air. Karena Pemeliharaan kualitas/mutu air sangat dibutuhkan untuk menunjang kelulushidupan dan pertumbuhan optimal dari biota yang dibudidayakan. Beberapa parameter kualitas air yang perlu mendapatkan perhatian menurut (Hefni, 1996) antara lain adalah : Oksigen terlarut (disolved oxigen) (O2), pH (derajat keasaman dan kebasaan air), Salinitas (kadar garam), Karbondioksida (CO2), Asam belerang (H2S),Ammoniak (NH3) dan Nitrit (NO2).


Daftar Pustaka

BADJOERI. M., G. S. HARYANI, T. WIDIYANTO, W. RIYANTO, I. RUSMANA, N. H. SAD1 dan V. INDARWATI 2006. Pemanfaatan Bakteri NitrzjXmi dun Denitrz3kasi untuk Bioremediasi Senyawa Metabolit Toksik di Tambak Udang. Laporan Tahunan. Program Penelitian dan Pengembangan Iptek - Riset Kompetitif LIPI. DIPA Biro Perencanaan dan Keuangan LIPI dan Puslit Biologi LIPI. Bogor. 46 hal.

GUNALAN, D. E. A. 1993. Penerapan Bioremediasi untuk Melenyapkan Polutan Organik dari Lingkungan. Makalah Diskusi Panel. Kongres Nasional Perhimpunan Miobiologi Indonesia, Surabaya 2-4 Desember 1993. Univ. Erlangga. 13 hal.

Hefni effendi, 1996, Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya Di Lingkungan Perairan, Kanisius, Jakarta.

WIDIYANTO, 2006. Seleksi Bakteri Nitrifikasi dun Denitrifikasi untuk Bioremediasi di tambak Udang. Ringkasan disertasi. Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. 39 hal.

http://en.wikipedia.org/wiki/Rhodobacter_sphaeroides